Aku harus
mengirimkan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) yang sebenarnya itu sudah
kulakukan sejak November kemarin. Tapi ternyata tidak sampai dan aku baru
mengetahuinya ketika pihak yang kutuju menagihnya langsung. Aku tidak bisa
menuntut jasa pos yang telah kupercaya mengirimkannya sesuai alamat sebab nota
kuitansinya sudah lenyap entah di mana. Malangnya, aku tidak menemukan arsip
untuk berbagai kuitansi pembayaran. Yang asli telah kukumpulkan di universitas.
Aku menemui staf minarik yang mungkin masih menyimpannya di sana atau
menghubungi pihak jurusan yang mungkin juga masih ada.
Aku pun ke
rektorat siang itu, tenyata masih ada acara sehingga ruangan yang kutuju dalam
keadaan terkunci. Artinya, aku tidak bisa mendapatkan berkas itu hari ini.
Pufff. Sebelum aku meninggalkan halaman aku sempatkan menengok papan
pengumuman. Ada informasi beasiswa dari salah satu perusahaan swasta khusus
untuk mahasiswa teknik dan ekonomi. Kucermati baik-baik persyaratannya dan
dengan yakin aku bisa apply. Mudah-mudahan aku berhasil untuk kali ini.
Hari
berikutnya, aku menyempatkan diri lagi ke Rektorat. Dan berhasil ketemu dengan
petugas untu meminta bantuan meminjami LPJ itu. Dengan tidak yakin sang petugas
pun mencarikan di antara tumpukan LPJ lainnya.
“Sepertinya
sudah tidak di sini Mbak. kalau LPJ kegiatan kemungkinan besar masih ada, tapi
kalau untuk delegasi bisa jadi sudah saya setorkan.”
Aku tidak
tahu seperti apa mukaku saat itu. Namun, aku masih terus menumbuhkan keyakinan,
aku masih bisa mendapatkannya. Setelah beberapa saat belum juga ketemu dan sang
petugas mengulangi kalimatnya, aku belum beranjak dari tempatuku duduk dan
menunggu dari tadi. Aku berdoa dan percaya Tuhan Menolongku. Hingga akhirnya
satu bendel LPJ yang telah kuserahkan alkhir Januari lalu itu bisa kupinjam.
Alhamdulillah.
***
Aku harus
menyelesaikan urusanku di dekanat dan Rektorat. Hari ini, 20 Maret terakhir
pedaftaran beasiswa itu. aku harus mendapatkan tanda tangan dan stempel untuk
beberapa surat. Siang ini aku ada jadwal kuliah, sempat terikir lagi olehku
untuk membolos. Maka dengan gelisah aku menunggu pelayanan di dekanat dibuka
kembali.
Salahku juga
kenapa aku terlalu santai, tidak mempersiapkan berkas-berkas itu dari kemarin,
secepatnya begitu aku mendapatkan informasi. Surat-surat baru aku print out
pagi tadi. Terlanjur. Aku masih bisa memperjuangkannya hari ini. The Power of
Kepepet
”Saya ingin
minta tanda tangan untuk apply beasiswa, Pak,”jelasku pada petugas di dekanat.
”Wah Mbak,
sekarang sudah ganti, bukan Bu kasni lagi,”jawaban petugas itu membuatku
tersentak.
“Oh, begitu
ya pak. Maaf belum tahu yang terbaru. Iya Pak, saya ganti.”
Aku musti
download template surat yang terbaru, print out lagi dan itu memakan waktu. Apa
aku saja yan terlalu lelet dan banyak alasan yaaa. Duuuuhhh, mana tanda tangan
PD III belum dapat juga. Terpikir olehku untuk mengumpulkan berkas seadanya
dulu. Cuma transkip dan FC identitas saja yang sudah siap. Boleh gak ya ???
Aku kuliah
dulu saja deh.
Aku masih
menyimpan kegalauan hingga jam kuliah berakhir dan hari telah sore. Aku harus
menyiapkan surat yang baru, ternyata listrik padam-nyala-padam lagi. Dan ketika
telah nyala, hujan turun dengan derasnya. Ide untuk mengumpulkan berkas
seadanya masih saja melekat di benak. Kalau itu nekat kulakukan, aku harus
menerobos hujan yang lebat. dan itu membuatku malas. Belum tentu juga aku
berhasil.
Aku sudah tak
mau mencoba. Arrrrrgggghhhhh. Sebodoh inikah diriku ? Aku melepaskan kesempatan
itu lagi…..
1 komentar:
ribet juga ya, but keep fighting aja,,, aq klw cari scholarship di campus, udah telat, soalnya sellau full,,, hanya sekian kuota aja,, heheh kayak jamaah haji aja...
Posting Komentar